Semboro, Kurikulum terbaru saat ini yang berkembang dalam dunia pendidikan adalah kurikulum merdeka. Satu yang menjadi bagian penting dari kurikulum ini adalah progam P5(Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang mulai digencarkan oleh Kemendikbudristek. Mengutip dari website resminya, bahawa Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.” Projek ini memeliki beberapa tema, sebelumnya tema Bangunlah Jiwa dan Raganya yang mengusung pembahasan Anti Bullying telah dilaksanakan siswa kelas X saat kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah.
Kali ini tema yang diusung adalah Bhineka tunggal Ika yang berlangsung selama sepekan dengan perhitungan waktu sejumlah 50 jam pelajaran dan berlangsung dari tanggal 13 s.d 19 Oktober 2022. Para siswa kelas X diajarkan untuk mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran dan budaya yang ada di Indonesia.
Di hari pertama, kegiatan ini diawali dengan pembagian kelompok dari masing masing kelas menjadi 9 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang siswa. Dikarenakan tema yang diambil adalah bhineka tunggal ika dalam berbudaya maka setiap kelompok tersebut membahas tentang berbagai macam adat budaya dari berbagai suku dan daerah yang ada di Indonesia serta materi tentang toleransi. Berbagai macam budaya mulai mereka pelajari, mereka lalu memutuskan untuk menampilkan ragam budaya yang membuat mereka tertarik. Diantaranya ada lagu daerah, peragaan busana daerah, drama tentang legenda dan cerita rakyat, juga aneka tari dan kesenian daerah.
Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi yang nantinya akan mereka mempresentasikan didepan teman sekelas dan bapak ibu pembimbing. Dalam presentasinya disampaikan tentang deskripsi, asal usul tentang ragam budaya yg dipilih dan sedikit peragaan mengenai budaya yang dipilih.
Penanggung Jawab Kegiatan yaitu Bapak Khudori, S.Pd menjelaskan, sebanyak 571 siswa tersebut merupakan siswa kelas X yang terbagi dalam 16 kelas. Setiap perwakilan kelas X yang terdiri dari 16 kelas menampilkan kelompok terbaik pada puncak Gelar Karya P5 yang berlangsung pada Rabu (19/10). Acra ini juga dihadiri seluruh elemen sekolah dan komite dan perwakilan orang tua yg di gelar di Aula serba guna SMKN 8 Jember.
Kepala SMKN 8 Jember mengapresiasi atas terselanggaranya kegiatan ini. Bapak Edi mengungkapkan betapa pentingnya kegiatan ini agar siswa-siswi semakin mengenal budaya daerah yang saat ini mulai ditinggalkan. “Harapan terpenting dari kegiatan ini siswa menjadi lebih kreatif dan mengembangkan bakat sesuai potensi masing-masing. Saya mendukung kegiatan ini, karena banyak manfaat yang dirasakan oleh seuruh warga sekolah, termasuk wali siswa,” lanjutnya.
Antusiasme tinggi juga disampaikan para siswa. “Alhamdulillah, kami disajikan penampilan dari berbagai kebudayaan yang ada di indonesia. Saya berharap kegiatan ini terus dilakukan kedepannya” ujar salah seorang siswa bernama Hendra dr kelas X TBSM 2.
Di akhir acara Bapak Edi beserta komite turut mengapresiasi langsung kegiatan ini dengan ikut menari di atas pentas bersama para siswi. Bapak Komaruddin selaku komite pun menantang siswi program program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) yang berasal dari Papua untuk ikut menampilkan kesenian dari daerahnya. Tampil dengan berani, sebanyak 6 siswi ADEM pun maju menampilkan tarian yosim pancar. Tarian ini sontak mendapat tepuk tangan meriah dari seluruh penonton. Dalam acara ini kebhinekaan tunggal ika sangat terasa. Semoga dengan acara ini seluruh warga SMKN 8 Jember bisa saling menghargai perbedaan adat budaya yang ada di Indonesia. (Dny/Ens)
Untuk album selengkapnya bisa cek di IG resmi SMKN 8 Jember
